Nasehat hari ini adalah untuk selalu berusaha menghargai waktu yang kita miliki. Waktu adalah salah satu sumber daya yang paling berharga dalam hidup kita, dan kita harus memanfaatkannya secara bijaksana. Jangan biarkan waktu terbuang sia-sia dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat atau tidak penting.
Sebaliknya, fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, seperti keluarga, teman-teman, pekerjaan, pendidikan, atau tujuan hidup kita yang lebih besar. Buatlah jadwal yang terorganisir dan prioritaslah tugas-tugas kita berdasarkan kepentingannya.
Ingatlah bahwa waktu tidak bisa kita kembalikan dan kita tidak tahu berapa lama lagi waktu yang kita miliki. Oleh karena itu, manfaatkan waktu yang kita miliki dengan baik, nikmati setiap momen, dan jangan biarkan waktu terbuang sia-sia.
JATAH REJEKI
Rezeki merupakan salah satu rahasia Allah dari tiga hal lainnya, yaitu umur, jodoh, dan kematian. Ia tidak dapat dikalkulasi dengan nalar manusia.
Allah ta’ala telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Setiap manusia yang terlahir ke dunia sudah dilengkapi dengan rezeki masing-masing. Oleh karena itu, selayaknyalah kita tidak perlu cemas mengenai rezeki. Persoalan rezeki telah diatur oleh Allah ta’ala.
Ada empat tingkatan cara Allah memberi rezeki. Pertama, rezeki tingkat pertama (yang dijamin oleh Allah), “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di atas bumi ini melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya,” (QS Hud [11]: 6).
Artinya, Allah akan memberi kesehatan, makan, dan minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.
Kedua, rezeki tingkat kedua, “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,” (QS an-Najm [53]: 39).
Allah akan memberi rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakan hambanya. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu Muslim atau kafir.
Ketiga, rezeki tingkat ketiga, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangatlah berat.” Inilah rezeki yang disayang Allah.
Keempat, rezeki tingkat keempat (untuk orang beriman dan bertakwa) (QS ath-Thalaq [65]: 2-3).
Hal penting yang perlu dilakukan sebagai manusia yang diberi akal budi, kita tetaplah harus berikhtiar, berusaha untuk mendapat rezeki itu. Terlepas nanti apakah rezeki kita banyak atau tidak, itu dikembalikan kepada Allah.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
Haruslah yakin bahwa ikhtiar itu bukan penyebab datangnya rezeki, tapi rezeki itu datangnya dari Allah. Untuk mendapat rezeki, maka berusaha dan menjemput rezeki itu juga penting. Selamat menjemput rezeki, semoga berkah.