Notification

×

Iklan

Post ADS 1

Kisah Jenazah Dalam Kubur Yang Berpindah Dari Turki Ke Madinah

24 Feb 2023 | 2/24/2023 WIB Last Updated 2023-03-21T16:43:26Z
Post ADS 7
Post ADS 1

Pentingnya mengikat batin dan ruh kita agar senantiasa berta'alluq (terhubung) dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demikianlah upaya yang dilakukan oleh para sahabat Nabi yang dengan sukarela ikut berjuang bersama beliau, mengorbankan jiwa, raga, harta dan keluarga mereka agar batin dan ruh mereka selalu bisa berta'alluq dengan beliau, sehingga kelak berhak mendapatkan syafa’at dan

 

Satu kisah nyata tentang sebuah makam yang pindah sendiri dari Turki ke Madinah, ternyata pemilik makan ini adalah seorang yang mulia yang sangat mencintai Al Qur'an.

 

Suatu ketika Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani bercerita :

 

Dulu ada seorang tua di Turki yang hobinya membaca Al Qur'an, dari masa muda memang dia senang membaca Qur'an sampai di masa tuanya.

 

Namun ketika dia memasuki usia tua, dia mengalami kesulitan membaca dikarenakan kemampuan matanya sudah tidak seperti dulu lagi.


Lalu ia pun mendapat akal untuk menulis Al Qur'an dengan tangannya sendiri dan ingin menulis dengan huruf agak besar sesuai dengan yang dia inginkan, supaya ia bisa membaca Al Qur'an dengan jelas tanpa kesulitan sedikitpun.

 

Akhirnya selesailah Al Qur'an hasil tulisan tangannya sendiri. Dan setiap hari ia membaca dan membawa Al Qur'an itu kemana mana. Suatu saat ketika dia hendak wafat, ia berpesan kepada anaknya, nanti bila ia wafat maka hendaklah Al Qur'an yang dibuat dengan tulisan tangannya sendiri itu di ikut sertakan ke dalam jasadnya ke dalam kuburnya.

 

Selang berapa lama ia pun wafat dan anaknya pun segera menunaikan wasiat ayahnya untuk memasukkan Al Qur'an itu ke dalam kubur ayahnya bersama jasadnya pada saat pemakamannya.


Setelah berlalu satu tahun dari wafat ayahnya. Anaknya pun menunaikan ibadah haji. Dan saat anaknya berada di madinah, anaknya berjalan jalan ketempat perbelanjaan. Dan ia memasuki sebuah kedai kitab dan kaligrafi di madinah. Alangkah terkejut anaknya ketika melihat Al Qur'an yang ditulis ayahnya ada di kedai itu.


Ia pun bertanya kepada penjaga toko itu sambil menunjukkan Al Qur'an itu kepada penjaga kedai.


Dari manakah Al Qur'an ini didapat?".


Maka penjaga kedai itu berkata


"Saya mendapatkan Al Qur'an itu dari seorang penggali kubur".


Anaknya berkata lagi,


"Bolehkah anda mempertemukan kepada saya penggali kubur tersebut".


Lalu penjaga kedai itu pun segera mempertemukannya dengan penggali kubur tersebut.

Setelah bertemu dengan penggali kubur itu, anaknya tadi segera bertanya kepada penggali kubur.

"Bagaimana anda mendapatkan Al Qur'an ini" (sambil menunjukkan Al Qur'an tulisan tangan ayahnya kepada penggali kubur tersebut).


Lalu penggali kubur itu berkata


"Semasa saya menggali kubur untuk seseorang di Baqi' (pemakaman di Madinah), saya melihat sebuah jasad masih elok dan di samping jasad itu ada sebuah Al Qur'an tulisan tangan persis dengan yang ada di tangan anda sekarang ini. Saya pun mengambilnya dan menyimpannya, dan suatu ketika saya perlukan duit saya akhirnya saya menjualnya ke sebuah kedai".


Anaknya pun berkata lagi kepada penggali kubur.


"Bolehkah anda menunjukkan kepada saya, dimana letak kedudukan makam dimana anda menemukan Al Qur'an ini. Dan kalau boleh anda galikan makam tersebut untuk saya sekali saja, karena saya ingin melihat orang yang ada di dalam makam tersebut".


Penggali kubur itu berkata "InsyaaAllah saya akan lakukan, bila itu yang anda minta"


Setelah penggalian dilakukan oleh si penggali kubur. Akhirnya tampaklah, ternyata memang jasad ayahnya yang berada di dalam kubur tersebut, sementara jasadnya dalam keadaan masih utuh.


Anak itupun menangis melihat jasad ayahnya tersebut dan kagum dengan keajaiban tersebut. Padahal dia melihat sendiri saat pemakaman ayahnya itu di Turki setahun yang lalu. Dan bagaimana makam ayahnya sekarang berada di Madinah.


Dan mengenai hal ini Sayyid Muhammad bin Alawi berkata


"Seseorang itu dikumpulkan bersama orang yang dia cintai".


Baik di dunia, di alam kubur ataupun di akhirat nanti.


Karena orang yang di dalam kubur tersebut mencintai Rosulullah Saw, maka Allah mengumpulkan dia dengan Rosulullah Saw baik secara zahir ataupun secara batin.


Dan menurut Imam Al Ghozali itu bukan suatu perkara yang sulit atau mustahil. Dan kejadian seperti itu memang sudah biasa terjadi.


 

Hal itupun banyak dibahas dalam kitab Karomatul auliya' Yusuf An Nabhani, kitab Thobaqotul Auliya' Sirajuddin Ibnu Al Mulaqqan dan kitab Hilyatul Auliya' Abu Nu'aim Al Ashbahani.

 

Wallahu 'alam.***


×
Berita Terbaru Update